Album Review: Mura Masa
Diverse—adalah satu kata yang menggambarkan album Mura Masa yang baru dirilis Juli 2017 ini. Album bertajuk self-titled ini merupakan sebuah proyek eksperimental yang digarap oleh Alex Crossan bersama dengan banyak musisi lainnya, mengombinasikan berbagai abstraksi karakter secara sangat unik. Mura Masa menunjukkan keberaniannya dalam album ini dengan mengutak-atik berbagai jenis musik mulai dari hip hop (feat. Desiigner, A$AP Rocky), rock (feat. Damon Albarn dari Gorillaz dan Blur), mainstream pop (Jamie Lidell, Charli XCX), hingga electronic macam Disclosure dan Snakehips (feat. NAO).
Album dibuka dengan “Messy Love” yang begitu megah—suara asli dari Crossan yang dipadukan dengan riff lonceng serta kilasan bunyi hujan beserta genangan air dapat melebur dengan sempurna. Nuansa hip hop bercampur electro yang berbeda kemudian dikuasai secara mewah oleh A$AP Rocky dalam “Love$ick”, yang mana telah dimuat dalam EP sebelumnya “Someday Somewhere” pada tahun 2015 tanpa iringan rap. Dilanjutkan dengan nada catchy dari Charli XCX dalam “1 Night”, lagu ini memberikan atmosfir unik yang didominasi oleh melodi dari mainstream pop yang berbeda dari tiga lagu pertama sebelumnya.
Sementara itu, lirik dari “What If I Go” yang terdengar clingy dan putus asa berhasil disajikan dengan cukup emosional oleh Bonzai lengkap dengan taburan electronic beat khas Crossan. Walaupun “Firefly” yang dibawakan oleh NAO telah dirilis dalam EP sebelumnya, tetap saja tunes ala Disclosure yang dikolaborasikan dengan suara NAO yang soft namun catchy ini berhasil menjadi pelengkap album yang tepat. Track selanjutnya diikuti oleh melodi funk ala Prince yang dibawakan oleh suara lantang Jamie Lidell dalam “NOTHING ELSE!”.
Berbeda lagi dengan melodi bass-dancy bouncy yang begitu segar dinyanyikan oleh Tom Tripp dalam “Helpline”, “Second 2 None” yang dibawakan oleh penyanyi alt-pop Perancis Christine and The Queens terdengar seperti harmoni pop dengan repetisi beat unik oleh Crossan yang terkesan sedikit inferior dengan dominasi suara Christine. Akhirnya,“Blu” yang dinyanyikan oleh Damon Albarn dengan tempo yang lambat, kompleks, serta melankolis berhasil menutup proyeksi eksperimental Crossan yang telah berhasil mendobrak dinding batas antar genre.
Album Mura Masa merupakan rangkaian perjalanan Crossan dalam mengeksplorasi berbagai jenis musik yang disajikan dengan begitu mulus, percaya diri, dan berani. Kombinasi berbagai tunes dan instrumen yang beragam namun begitu menyejukkan di telinga adalah sebuah dobrakan yang cukup tepat bagi Crossan untuk terus bereksperimen di dunia musik.